Piutang dagang adalah : tagihan perusahaan karena adanya penjualan barang dagangan secara Kredit, biasanya penjualan menentukan syarat kredit/syarat pembayaran (Terms of Credit/ Terms of Paymen) Misalnya 2/10-n/10 yang berlaku untuk semua langganan.
Dari Terms of Credit memungkinkan metode pencatatan piutang dibagi menjadi dua yakni:
1. Piutang dagang dicatat kotor (Gross Method)
Metode kotor mengakui jumlah piutang sebesar penjualan tanpa di pengaruhi oleh potongan yang akan di berikan.Apabila ternyata debitur mengambil potongan, maka akan diakui sebagai pengurangan jumlah punjualan bukan sebagai pengurangan jumlah piutang. Dengan metode ini prosedur penjurnalan dan pembukuannya sbb:
v Pada saat terjadi penjualan secara kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 2/10-n/10.
Jurnal : Account Receivable xx
Sales xx
v Pada saat diterima pelunasan piutang dagang.
· Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan,yaitu lebih dari 10 hari, maka kita tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan meneerima seluruh piutang.
Jurnal : Cash xx
Account Receivable xx
· Bila pelunasan piutang dagang masih dalam baatas potongan, maka kita perlu memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu sebesar 2 persen dari piutang dan perusahaan akan menerima uang sebesar 98 %.
Jurnal : Cash xx
Sales Discount xx
Account Receivable xx
2. Piutang Dagang dicatat Bersih (Net Method)
Metode bersih mengakui jumlah piutang setelah dikurangi dengan potongan penjualan,bila ternyata potongan jumlah tidak dimanfaatkan oleh debitur, maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan pembayaran atas jumlah piutang dan kelebihan tersebut sebagai penghasilan lain-lain.
Prosedur penjurnalan dan pembukuannya sbb :
1. Pada saat terjadi penjualan kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 210- n/10
Jurnal: Account Receivable xx
Sales Dicount xx
Sales xx
2. a. Apabila pelunasan piutang dagang masih dalam batas waktu potongan, maka perusahaan harus memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu 2%.
Jurnal : Cash xx
Account Receivable xx
b. Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan yaitu lebih dari 10 hari, maka kita tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan menerima seluruh piutang, maka ada dua kemungkinan yaitu :
1. Sales Discount yang dicatat saat penjualan terjadi sudah ditutup dari pembukuan perusahaan (Closing Entries).
Jurnal : Cash xx
Account Receivable xx
Retained Earning xx
2. Sales Discount yang dicatat saat penjualan terjadi belum di tutup dari pembukuan perusahaan (Closing Eatries).
Jurnal : Cash xx
Account Receivable xx
Sales Dicount xx
Contoh : Tanggal 1 maret 2003 PT. X menjual barang dagangan secara kredit dengan syarat 2/10, n/30 seharga Rp. 80.000 kepada Ny. Windy. Bila tanggal 7 Maret 2003 Ny. Windy membayar lunas dan bila tidak memanfaatkan potongan.
Diminta : Jurnal menggunakan metode bersih dan metode kotor.
Jawab :
Penjualan kotor
|
Penjualan bersih
|
| |
Account Receivable Rp. 80.000
Sales Rp. 80.000
|
Account Receivable Rp. 78.400
Sales discount Rp. 1.600
Sales Rp. 80.000
|
| |
Cash Rp. 78.400
Sales discount Rp. 1.600
Account Receivable Rp. 80.000
|
Cash Rp. 78.400
Account Receivable Rp. 78.400
|
| |
Cash Rp. 80.000
Sales Rp. 80.000
|
Cash Rp. 80.000
Account Receivable Rp. 78.400
Sales disc. /RE * Rp. 80.000
|
RE* yaitu bila pembayarannya telah melewati masa potongan dan telah closing entries.
Investasi dalam piutang dagang mempunyai konsekuensi manfaat dan biaya, sehingga bisa dilihat sebagai trade off antara manfaat dan biaya.
Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi perusahaan belum menerima kas. Piutang diharapkan bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan, tetapi dilain pihak, piutang juga menyebabkan peningkatan biaya yang berkaitan dengan piutang. Biaya tersebut antara lain biaya kesempatan karena dana tetanam dalam investasi piutang dan biaya piutang tidak terbayar. Kebijakan piutang yang baik adalah kebijakan yang bisa mengoptimalkan trade-off keuntungan dan resiko (kerugian)dari piutang tersebut.. Pada akhirnya pembeli melunasi utangnya sehingga piutang akan segera terbayar . Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan kredit per periode dan lamanya periode pengumpulan piutang. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan mempunyai penjualan rata-rata sebesar Rp 1jt per hari,kemudian periode pengumpulan piutang adalah 30 hari,maka piutang dagang perusahaan tersebut, jika kondisi sudah mulai stabil, adalah Rp1jtx 30 hari = 30 juta. Jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit yang berubah, misal mengurangi tingkat penjualan kredit atau mempercepat periode pengumpulan piutang, maka piutang dagang perusahaan tersebut juga akan berubah .
Siklus Piutang Dagang :
Tingkat piutang suatu perusahaan dalm suatu periode dapat dipecah dalam dua hal :
· Besarnya piutang rata-rata
· Rata-rata lamanya periode pengumpulan piutang.
sebagai contoh, jika suatu perusahaan mempunyai penjualan kredit rata-rata harian Rp. 1jt,kemudian lamanya periode pengumpulan piutang adalah 30 hari, maka piutang perusahaan pada saat perusahaan sdah mulai stabil adalah :
Piutang = 30 hari x Rp 1 jt = Rp 30jt
Faktor yang mempengaruhi besarnya piutang :
Faktor eksternal : Misalnya , Permintaan terhadap Produk, Karakteristik industry
Faktor Internal : Misalnya, Kebijakan promosi dan iklan Kebijakan piutang
Faktor Eksternal :
Besarnya piutang bervarisai dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dan dari satu industri ke industri lainnya. Sebagai contoh Perusahaan RETAIL cenderung mempunyai tingkat piutang dan persediaan yang lebih besar dibangdingkan dengan perusahaan manufaktur. Kenapa satu industri meempunyai tingkat piutang dan persediaan yang lebih tinggi?????
Beberapa kemungkinan jawabannya
- Karakteristik produk dan proses produksi
- Faktor kompetisi
- Faktor musiman
Faktor Internal :
Disamping faktor eksternal, faktor internal juga akan menentukan besar kecilnya persediaan piutang. Sebagai contoh, manajer keuangan mempunyai pilihan apakah akan melaksanakan kebijakan kredit yang longgar (meningkatkan piutang) atau ketat (meminimumkan piiutang). Tentunya kebijakan piutang akan menciptakan trade off antar keuntungan dan biaya(resiko)
Faktor internal lain juga mempengaruhi piutang, sebagai contoh, perusahaan cukup sukses mengelola promosi sehingga penjualan akan meningkat, maka piutang akan meningkat.
Kebijakan Piutang :
Kebijakan pemberian kredit merupakan trade off antara tambahan keuntungan (penjualan) dan tambahan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu kredit, potongan kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan (yang akan terlihat dari piutang yang tidak terbayar)
Analisis Kuantitatif manfaat dan Biaya :
Misalkan PT ONE saat ini menjual dengan tunai. Penjualan saat ini adalah 100jt. Perusahaan mempertimbangkan pemberian kredit untuk meningkatkan penjualan. Penggunaan kredit diperkirakan akan meningkatkan penjualan sebesar 20jt. Harga produk adl Rp.1.000,sedangkan biaya variabel adl, Rp750. Tingkat keuntungan yang disyaratkan adl 20% sblm Pajak. Rata-rata pengumpulan piutang adalh 2 blan. Maka bagan berikut menunjukkan analisis untuk melhat apakh pemberian kredit tersebut pantas untuk dilakukan.
- Tambahan Keuntungan :
Tambahan Penjualan = Rp20.000.000
Tambahan Keuntungan = 0,25 x Rp20.000.000
= Rp5.000.000
- Tambahan Biaya
Tambahan piutang = Rp120jt/6 = Rp 20jta
Tambahan investasi pada piutang = 0,75 x Rp 20jta
= Rp 15 jta
Keuntungan yng disyaratkan = 0,2 x Rp 15jta
= Rp 3 Jta
margin kontribusi dihitung sebagai berikut : ((harga – biaya variabel )/harga) x 100 % = 25 .
Invoice-57704/PE/XII/11 PT. PARASTAR ECHORINDO
BalasHapusDPP PPN
2,126,275,245.00 212,627,524.50 2,338,902,769.50 AR yang timbul di 31 Des 2012
Discount (146,954,986.00) (14,695,498.60) (161,650,484.60) Di Akuin discount di 1/3/12 pada saat bayar
TOTAL 2,177,252,284.90 Di bayar cek no : 05239090 1/3/12
keren banget materinya. thanks banget bro
BalasHapuskeren bro materinya, membantu gue buat bahan kuliah.
BalasHapusthanks ya. jangan lupa mampir ke my blog lutfihaidir@blogspot.com
sama sama yang bermanfaat silahkan ambil :)
Hapusmksh gan
BalasHapus